Jakarta - Tak ada lagi sajian Total Football yang menggelora dari Belanda. Mereka bermain aman dan pragmatis sehingga menciptakan Belanda yang bersahaja.
Bahwa Total Football sudah dibuang jauh-jauh, itu sudah diakui oleh pelatih Bert van Marwijk sendiri. "Sudah lama sekali. Total Football (ada) tahun 1974. Kami bermain sepakbola dengan sangat baik selama 20-30 tahun ini. Itu karena Total Football, dan saya juga ingat sepakbola Samba ala Brasil. Tapi olahraga berubah dan sepakbola juga berubah," ucapnya.
Maka jadilah Belanda ala Van Marwijk: bermain lebih hati-hati namun efektif. Mantan pembesut Feyenoord Rotterdam itu beralasan bahwa permainan seperti itu lebih memungkinkan bagi Belanda untuk tampil di final, ketimbang menerapkan Total Football. Pendapatnya terbukti benar.
Silakan mengkritik Van Marwijk, tetapi ia memberikan bukti meski kemenangan yang diraih Arjen Robben cs tidaklah impresif. Catat, Belanda tak pernah menang dengan selisih lebih dari dua gol. Kemenangan terbesar mereka adalah kala menaklukkan Denmark 2-0.
Meski tak bermain indah, Belanda beruntung memiliki pemain-pemain yang bisa menjadi penentu seperti Robben dan Wesley Sneijder. Nama terakhir memberi bukti dengan torehan lima golnya sepanjang turnamen.
Bagaimana akhir kisah Belanda yang bersahaja ini? Setelah dua kali gagal menang di final, pada 1974 dan 1978, 'Singa Oranye' jelas tak mau melewatkan kesempatan ketiga.
Jalan ke Final
Belanda vs Denmark: 2-0
Belanda tampil biasa-biasa saja pada pertandingan pertama ini. Bahkan mereka unggul lewat gol bunuh diri Daniel Agger di menit 46. Dirk Kuyt kemudian memastikan kemenangan mereka di menit 85. Satu pemain Belanda yang dianggap bermain bagus dalam laga ini adalah Eljero Elia. Pemuda 23 tahun ini masuk di menit 67 untuk menggantikan Rafael van Der Vaart dan langsung memukau fans Oranje.
Belanda vs Jepang: 1-0
Jepang memberikan perlawanan sengit sehingga Belanda tak punya banyak peluang untuk mencetak gol. "Tapi, kami punya Wesley!" seru pendukung Belanda. Ya, Sneijder akhirnya memecah kebuntuan lewat golnya di menit 53--lewat sepakan keras.
Belanda vs Kamerun: 2-1
Pertandingan yang sudah tak menentukan karena Belanda sudah dipastikan lolos dari fase grup. Laga ini menjadi debut Robben di Piala Dunia 2010. Ia masuk 73 menggantikan van der Vaart dan langsung andil dalam gol kedua Belanda yang dicetak Klaas-Jan Huntelaar pada menit 83. Sebelumnya, Belanda mencetak gol lebih dulu lewat Robin van Persie di menit 36, sebelum disamakan ekeskusi penalti Samuel Eto'o di menit 65.
Belanda vs Slovakia: 2-1
Di babak perdelapanfinal ini, Belanda menghadapi Slovakia, yang pada fase grup membuat juara bertahan Italia pulang kampung. Robben dan Sneijder tampil bagus dan menjadi penentu lewat gol-gol di menit 18 dan 84. Slovakia hanya mampu membalas lewat penalti Robert Vittek di penghujung laga.
Belanda vs Brasil 2-1
Berhadapan dengan salah satu unggulan, Belanda sempat kecolongan di babak pertama. Tak tampilnya Joris Mathijsen akibat cedera saat pemanasan membuat Andre Ooijer tampil. Sial bagi Belanda, Ooijer membuat kesalahan lantaran tak bisa membaca gerak Robinho pada gol pertama Brasil. Tetapi, gol bunuh diri Felipe Melo membuat semangat mereka bangkit. Belanda akhirnya ke semifinal lewat sundulan Sneijder.
Belanda vs Uruguay: 3-2
Giovanni van Bronckhorst membuat Uruguay terkejut lewat tendangan geledeknya di menit 18. Namun, gol serupa dilakukan Uruguay lewat Diego Forlan di menit 40. Di babak kedua, Belanda berani bermain lebih menyerang dengan memasukkan Van der Vaart--menggantikan Demy de Zeeuw yang kebetulan juga cedera. Hasilnya, dua gol tambahan alhir lewat Sneijder dan Robben di menit 70 dan 73. Uruguay kemudian mencetak gol penghibur di menit 90 injury time melalui Maxi Perreira.
[detiksport]
08 July 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


























Comments :
0 komentar to “Belanda yang Bersahaja”
Post a Comment